GURU
SANG PENGATUR
Berkecimpung di dunia pendidikan
anak berkebutuhan khusus, fakta yang dirasakan sebagai guru, saya merasa seperti
seorang pengatur lalu lintas udara. Mengajar anak-anak spesial yang menjadi
tugas saya, menuntut saya harus berusaha agar semua berada pada jalurnya dan
mencegah agar tidak tabrakan. Sebagai pengatur yang handal, saya harus bisa
menjaga stabilitas kelancaran jalur hilir mudiknya lalu lintas udara. Ruang
lingkup pendidikan anak yang harus di jangkau, seperti luasnya hamparan langit.
Pengatur dituntut harus mampu menempatkan semua komponen di lingkungan anak agar
menempati posisinya masing masing dengan baik, kenyataanya dilapangan saya
dapatkan lima fakta.
Pertama, kenyataanya setiap anak
itu unik. Perlu pendekatan khusus dalam proses pembelajaran agar anak mudah
diatur dan dalam mengatur mereka perlu kiat dan kuat.
Kiat; karena mereka ternyata
mengalami kesulitan untuk percaya pada orang asing termasuk guru yang tidak
dekat dengannya. Untuk itu, keluwesan guru dalam merespon sikap anak sangat
amat diharuskan agar anak secara perlahan dapat membangun rasa percaya terhadap
guru dan orang-orang di sekitarnya. Keluwesan dalam merangkul dan mengatur
mereka, seperti halnya kita bermain layang layang, bagaiman agar layang layang
berlayar indah atau bertarung tangguh. Kuncinya di Tarik-ulur benang, kapan
kita harus menarik dan kapan kita harus mengulurkan benang layangan.
Kuat; seperti pengatur, seorang guru
harus tetap kuat mengatur semua berada pada posisinya dengan benar. Tidak boleh
lengah dan lemah dengan sikap atau rengekan anak. Penerapan disiplin pada anak yang unik ini,
tidak serta merta “ketuk palu’, menghukum anak ketika melakukan kesalahan. Ketegasan
dalam menerapkan disiplin harus kuat. “Kuat” disini tegas tapi bukan berarti keras.
Tegas dalam mendisiplinkan anak bukan berarti kasar namun dalam hal ini guru
tidak serta merta menghukum anak ketika melakukan kesalahan atau merasa iba
dengan rengekanya. Penerapan disiplin pada anak dapat di ulur layaknya mengulur
benang layangan, tapi jika sudah dianggap terlalu jauh atau arahnya akan
melenceng, benangnya bisa kita tarik untuk mengendalikanya. Pengalaman guru seperti
sang pengatur dilapangan yang akan menemukan sendiri kiat dan kuat dalam
menjalankan misinya.
Kedua, luasnya hamparan langit dan
terbatasnya jarak pandang, menjadikan seorang guru harus jeli agar semua bisa
tetap berada pada jalurnya dan dapat dikendalikan dengan aman. Caranya membangun
komunikasi dua arah yang tidak terbatas hanya dengan satu sisi saja. Seperti
hal nya sang pengatur lalu lintas yang selalu menjaga komunikasi dengan hal
terkait agar selamat selama dalam penerbangan. Begitupun sebagai guru, jangkauan
komunikasi yang dibangun tidak hanya terbatas dilingkungan sekolah saja namun
juga dengan lingkungan dimana anak tinggal. Hal ini perlu dilakukan agar
memperoleh imformasi yang tepat untuk membaca atau mencegah hal buruk yang akan
terjadi. Komunikasi yang sudah dibangun harus terus dijaga agar dapat memantau
siswa dari kejauhan.
Ketiga, mendidik anak dengan hati,
bukan dengan piker atau logika. Layaknya sang pengatur lalu lintas udara, memberikan
pelayanan pada pengguna jalan agar lalu lintas berjalan lancar. Hati yang
ikhlas dalam mengajar akan memberikan kenyamanan dan ketenangan dalam
menghadapi anak. Menjadi guru harus Focus dengan niat ibadah bukan hanya mencapai
tujuan, karena jika tujuan tidak tercapai, seorang guru akan dibuat lelah
dampaknya kelas akan menjadi berantakan. Sebagai seorang guru pendidikan khusus
dalam memberikan pembelajaran pada anak tidak bisa diukur dari hasilnya. Seiring
waktu berjalan memang hasil tidak menghianati proses.
Keempat, cerdas menyikapi situasi dan
kondisi. Materi yang sudah dirancang dalam penyampainya bisa berubah karena
situasi dan kondisi. Di dalam kelas saya sering menjumpai anak datang dengan
berbagai permasalahan; ada yang tidak punya semangat belajar sama sekali, ada
yang bermasalah dengan temanya atau tantrum, yang menjadikan seorang guru harus
mampu bermain cantik dan merubah strategi agar pembelajaran tetap berjalan kondusif.
Pentingnya disini peranan seorang guru seperti pengatur harus cerdas menyikapi
situasi yang mudah berubah agar lalu lintas udara tetap berjalan lancar. Sebagai
seorang guru, saya merasa harus cerdas dalam mengatur semuanya agar jalanya pembelajaran
tetap bermakna.
Kelima, saya merasakan pentingnya kerjasama
antara guru dengan orang tua dalam membimbing anak. Keharmonisan hubungan kerjasama
guru dengan orang tua menentukan tingkat keberhasilan pembelajaran pada anak.
Keberadaan anak dilingkungan rumah dan keluarganya jauh lebih lama dibandingkan
dengan di lingkungan sekolah yang hanya 4 sampai 8 jam. Pembelajaran di sekolah
harus bekesinambungan dengan di rumah. Disiplin, pembiasaan dan hal hal yang di
terapkan di sekolah perlu dikomunikasikan dengan orang tua agar dilanjutkan
dirumah. Perlunya bertukar informasi dan strategi dalam menangani masalah anak,
saya rasa merupakan kiat kiat dalam mendidik anak agar membuahkan hasil.
Terima kasih ilmunya Kak, tetap semangattt, jika berkenan mohon mampir ke blog saya ya Kak,
BalasHapushttps://ari3yanto.com
Terima kasih 🙏