Senin, 13 April 2020

Guru Sang Pengatur


GURU SANG PENGATUR

Berkecimpung di dunia pendidikan anak berkebutuhan khusus, fakta yang dirasakan sebagai guru, saya merasa seperti seorang pengatur lalu lintas udara. Mengajar anak-anak spesial yang menjadi tugas saya, menuntut saya harus berusaha agar semua berada pada jalurnya dan mencegah agar tidak tabrakan. Sebagai pengatur yang handal, saya harus bisa menjaga stabilitas kelancaran jalur hilir mudiknya lalu lintas udara. Ruang lingkup pendidikan anak yang harus di jangkau, seperti luasnya hamparan langit. Pengatur dituntut harus mampu menempatkan semua komponen di lingkungan anak agar menempati posisinya masing masing dengan baik, kenyataanya dilapangan saya dapatkan lima fakta.

Pertama, kenyataanya setiap anak itu unik. Perlu pendekatan khusus dalam proses pembelajaran agar anak mudah diatur dan dalam mengatur mereka perlu kiat dan kuat.
Kiat; karena mereka ternyata mengalami kesulitan untuk percaya pada orang asing termasuk guru yang tidak dekat dengannya. Untuk itu, keluwesan guru dalam merespon sikap anak sangat amat diharuskan agar anak secara perlahan dapat membangun rasa percaya terhadap guru dan orang-orang di sekitarnya. Keluwesan dalam merangkul dan mengatur mereka, seperti halnya kita bermain layang layang, bagaiman agar layang layang berlayar indah atau bertarung tangguh. Kuncinya di Tarik-ulur benang, kapan kita harus menarik dan kapan kita harus mengulurkan benang layangan.  
Kuat; seperti pengatur, seorang guru harus tetap kuat mengatur semua berada pada posisinya dengan benar. Tidak boleh lengah dan lemah dengan sikap atau rengekan anak.  Penerapan disiplin pada anak yang unik ini, tidak serta merta “ketuk palu’, menghukum anak ketika melakukan kesalahan. Ketegasan dalam menerapkan disiplin harus kuat. “Kuat” disini tegas tapi bukan berarti keras. Tegas dalam mendisiplinkan anak bukan berarti kasar namun dalam hal ini guru tidak serta merta menghukum anak ketika melakukan kesalahan atau merasa iba dengan rengekanya. Penerapan disiplin pada anak dapat di ulur layaknya mengulur benang layangan, tapi jika sudah dianggap terlalu jauh atau arahnya akan melenceng, benangnya bisa kita tarik untuk mengendalikanya. Pengalaman guru seperti sang pengatur dilapangan yang akan menemukan sendiri kiat dan kuat dalam menjalankan misinya.
Kedua, luasnya hamparan langit dan terbatasnya jarak pandang, menjadikan seorang guru harus jeli agar semua bisa tetap berada pada jalurnya dan dapat dikendalikan dengan aman. Caranya membangun komunikasi dua arah yang tidak terbatas hanya dengan satu sisi saja. Seperti hal nya sang pengatur lalu lintas yang selalu menjaga komunikasi dengan hal terkait agar selamat selama dalam penerbangan. Begitupun sebagai guru, jangkauan komunikasi yang dibangun tidak hanya terbatas dilingkungan sekolah saja namun juga dengan lingkungan dimana anak tinggal. Hal ini perlu dilakukan agar memperoleh imformasi yang tepat untuk membaca atau mencegah hal buruk yang akan terjadi. Komunikasi yang sudah dibangun harus terus dijaga agar dapat memantau siswa dari kejauhan.
Ketiga, mendidik anak dengan hati, bukan dengan piker atau logika. Layaknya sang pengatur lalu lintas udara, memberikan pelayanan pada pengguna jalan agar lalu lintas berjalan lancar. Hati yang ikhlas dalam mengajar akan memberikan kenyamanan dan ketenangan dalam menghadapi anak. Menjadi guru harus Focus dengan niat ibadah bukan hanya mencapai tujuan, karena jika tujuan tidak tercapai, seorang guru akan dibuat lelah dampaknya kelas akan menjadi berantakan. Sebagai seorang guru pendidikan khusus dalam memberikan pembelajaran pada anak tidak bisa diukur dari hasilnya. Seiring waktu berjalan memang hasil tidak menghianati proses.
Keempat, cerdas menyikapi situasi dan kondisi. Materi yang sudah dirancang dalam penyampainya bisa berubah karena situasi dan kondisi. Di dalam kelas saya sering menjumpai anak datang dengan berbagai permasalahan; ada yang tidak punya semangat belajar sama sekali, ada yang bermasalah dengan temanya atau tantrum, yang menjadikan seorang guru harus mampu bermain cantik dan merubah strategi agar pembelajaran tetap berjalan kondusif. Pentingnya disini peranan seorang guru seperti pengatur harus cerdas menyikapi situasi yang mudah berubah agar lalu lintas udara tetap berjalan lancar. Sebagai seorang guru, saya merasa harus cerdas dalam mengatur semuanya agar jalanya pembelajaran tetap bermakna.
Kelima, saya merasakan pentingnya kerjasama antara guru dengan orang tua dalam membimbing anak. Keharmonisan hubungan kerjasama guru dengan orang tua menentukan tingkat keberhasilan pembelajaran pada anak. Keberadaan anak dilingkungan rumah dan keluarganya jauh lebih lama dibandingkan dengan di lingkungan sekolah yang hanya 4 sampai 8 jam. Pembelajaran di sekolah harus bekesinambungan dengan di rumah. Disiplin, pembiasaan dan hal hal yang di terapkan di sekolah perlu dikomunikasikan dengan orang tua agar dilanjutkan dirumah. Perlunya bertukar informasi dan strategi dalam menangani masalah anak, saya rasa merupakan kiat kiat dalam mendidik anak agar membuahkan hasil.

1 komentar:

  1. Terima kasih ilmunya Kak, tetap semangattt, jika berkenan mohon mampir ke blog saya ya Kak,
    https://ari3yanto.com
    Terima kasih 🙏

    BalasHapus